Restatement
adalah teknik dasar komunikasi dalam konseling yang berarti pengulangan
pernyataan konseli. Restatement
berbentuk pola respons untuk menanggapi pembicaraan dengan cara mengulang atau
menyatakan kembali sebagian kata-kata yang dianggap penting, yang telah
diucapkan oleh konseli.
Tujuan dari penerapan teknik
restatement adalah supaya konseli
memperoleh balikan bahwa konselor ternyata menangkap atau mendengarkan sesuai
dengan apa yang konseli ucapkan. Teknik restatement
juga digunakan konselor untuk mengarahkan pembicaraan ke arah konseling yang
lebih lanjut, sesuai dengan yang diinginkan oleh konselor.
No.
|
Indikator
Teknik Dasar Komunikasi (TDK)
|
Hal-hal yang
harus dilakukan oleh konselor untuk setiap indikator TDK
|
Skala
Keberhasilan Pelaksanaan Tindakan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
||||
RESTATEMENT
|
|||||||
a.
|
Memperhatikan prinsip dasar penggunaan restatement
|
1) Melakukan pengulangan tanpa ada pengubahan dari
apa yang dikatakan konseli
|
|||||
a)
|
Mengulang kata atau
kalimat konseli sama persis dengan apa yang diucapkan oleh konseli.
|
|
|
|
|
||
b)
|
Menghindari pengubahan apapun
dalam pengubahan kata atau kalimat konseli kecuali kata ganti pelaku.
Misalnya, konseli mengatakan “saya marah”, dan konselor menanggapi dengan
“Anda marah”.
|
|
|
|
|
||
2) Melakukan pengulangan dengan tepat dan akurat.
|
|||||||
a)
|
Melakukan pengulangan
segera setelah konseli menyebutkan isu penting dalam konseling.
|
|
|
|
|
||
b)
|
Memilih pesan yang
terpenting di antara sejumlah pesan dalam bentuk kata dan kalimat yang
disampaikan oleh konseli.
|
|
|
|
|
||
c)
|
Menyesuaikan restatement dengan tujuan konseling,
sehingga bisa benar-benar dipilih kata atau kalimat mana yang bisa menjadi
fokus konseling.
|
|
|
|
|
||
3) Melakukan pengulangan dengan jelas.
|
|||||||
a)
|
1.
Melakukan
pengulangan dengan struktur maksimum tiga patah kata, dengan tujuan untuk
membuat konseli lebih fokus.
|
|
|
|
|
||
b)
|
Menggunakan nada dan irama
serta intonasi yang berbeda untuk setiap pengulangan.
|
|
|
|
|
||
c)
|
2.
Menggunakan
variasi nada dan irama serta intonasi dengan tepat dan jelas, sehingga
konseli bisa langsung mengetahui maksud pengulangan.
|
|
|
|
|
||
b.
|
Menghindari stereotip
dalam restatement
|
1) Menggunakan variasi jenis restatement
|
|||||
a)
|
Melakukan pengulangan
dalam bentuk kata atau frasa, misalnya ‘cemburu’, ‘menangis’, dan sebagainya.
|
|
|
|
|
||
b)
|
Melakukan pengulangan
dalam bentuk parafrasa, misalnya ‘tidak lulus’, ‘kurang perhatian’, dan
sebagainya.
|
|
|
|
|
||
c)
|
Melakukan pengulangan
dalam bentuk kalimat, misalnya ‘Yang saya dengar tadi…’
|
|
|
|
|
||
2) Melakukan variasi dalam penerapan restatement
|
|||||||
a)
|
Menggunakan kata-kata
pembuka seperti, “Anda tadi baru saja mengatakan, “Yang saya dengar”, secara
bervariasi dalam konseling.
|
|
|
|
|
||
b)
|
Menggabungkan teknik restatement dengan teknik yang lainnya
sehingga tidak terkesan monoton.
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar