Prakonseling
adalah teknik yang digunakan oleh konselor untuk mempersiapkan segala sesuatu
yang berhubungan dengan kegiatan konseling, sebelum kegiatan konseling itu
sendiri dilaksanakan. Persiapan ini hendaknya mencakup persiapan untuk konseli,
persiapan yang berhubungan dengan konselor selaku helper, dan persiapan fisik serta lingkungan di mana konseling akan
dilaksanakan.
Prakonseling
termasuk teknik dasar yang harus dilakukan oleh konselor, karena dengan adanya
persiapan yang matang baik dari segi konselor, konseli, maupun lingkungan, akan
mendorong terjadinya proses konseling yang kondusif, dan mempermudah
tercapainya tujuan konseling.
No.
|
Indikator
Teknik Dasar Komunikasi (TDK)
|
Hal-hal yang
harus dilakukan oleh konselor untuk setiap indikator TDK
|
Skala
Keberhasilan Pelaksanaan Tindakan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
||||
PRA KONSELING
|
|||||||
a.
|
Kesiapan Konselor
|
1) Persiapan Fisik
|
|||||
a)
|
Menunjukkan penampilan diri yang rapi, tidak bertentangan dengan nilai
yang berlaku dengan tempat di mana konseling dilaksanakan.
|
|
|
|
|
||
b)
|
Menunjukkan wajah yang segar dan tidak terlihat lelah.
|
|
|
|
|
||
c)
|
Menjaga kebersihan diri,
minimal supaya tidak bau badan sehingga konseli merasa nyaman.
|
|
|
|
|
||
Persiapan Psikologis
|
|||||||
a)
|
Menjernihkan pikiran untuk konsentrasi penuh saat konseling, misalnya
dengan menyingkirkan pikiran-pikiran negatif.
|
|
|
|
|
||
b)
|
Mencegah diri supaya tidak melamun saat akan melakukan konseling.
|
|
|
|
|
||
c)
|
Mempersiapkan mental dan kekuatan energi untuk mendengarkan apapun
cerita konseli.
|
|
|
|
|
||
d)
|
Meningkatkan minat dan motivasi untuk membantu konseli.
|
|
|
|
|
||
b.`
|
Persiapan instrumen pelaksanaan konseling
|
1) Persiapan instrumen pendukung kegiatan konseling
inti
|
|||||
a)
|
1.
Mempersiapkan
alat perekam untuk konseling (misalnya : recorder,
kamera digital, alat perekam lainnya).
|
|
|
|
|
||
b)
|
Mempersiapkan alat tulis jika sewaktu-waktu diperlukan untuk pembuatan
kontrak konseling.
|
|
|
|
|
||
c)
|
2.
Mempersiapkan
tissue untuk mengantisipasi konseli
menangis.
|
|
|
|
|
||
d)
|
3.
Mempersiapkan
stopwatch atau jam tangan untuk
mengukur waktu pelaksanaan konseling.
|
|
|
|
|
||
e)
|
Me-non aktifkan telepon seluler / handphone
saat memulai proses konseling untuk menghindari adanya gangguan selama
konseling berlangsung.
|
|
|
|
|
||
2) Persiapan media Bimbingan dan Konseling
|
|||||||
a)
|
Mempersiapkan bahan-bahan informasional jika sewaktu-waktu dibutuhkan
oleh konseli (brosur, buku-buku penunjang, dll).
|
|
|
|
|
||
b)
|
Mempersiapkan media layanan, misalnya format self-help, modul, alat tes, dll.
|
|
|
|
|
||
c.
|
Setting tempat pelaksanaan konseling
|
1) Memilih tempat pelaksanaan konseling yang aman
dan nyaman bagi konseli.
|
|||||
a)
|
Memilih tempat pelaksanaan konseling yang tertutup.
|
|
|
|
|
||
b)
|
Menata dekorasi ruangan tempat konseling, misalnya mengatur hiasan
supaya tidak terlalu ramai dan menata penerangan supaya tidak terlalu terang
atau sebaliknya.
|
|
|
|
|
||
2) Memilih posisi duduk yang nyaman dan mendukung
selama proses konseling.
|
|||||||
a)
|
1.
Mempersilakan
konseli untuk memilih di mana dia ingin duduk, untuk menciptakan kenyamanan
pada diri konseli.
|
|
|
|
|
||
b)
|
2.
Menangkap
kesan nonverbal dari posisi duduk yang dipilih oleh konseli (setiap posisi
duduk memiliki arti tersendiri yang secara tersirat menggambarkan
karakteristik konseli dan masalah yang dialaminya).
|
|
|
|
|
||
c)
|
3.
Mengatur
posisi duduk membentuk sudut 90-120 derajat antara konselor dan konseli
(posisi duduk yang lurus antara konselor dan konseli memberikan kesan terlalu
formal).
|
|
|
|
|
||
d)
|
4.
Mengatur
posisi duduk membentuk sudut 90-120 derajat antara konselor dan konseli untuk
memberikan pilihan bagi konseli, apakah konseli memilih untuk memandang
konselor atau memandang lurus ke depan saat konseling berlangsung.
|
|
|
|
|
||
e)
|
5.
Mengatur
jarak duduk, yaitu antara 75-100 cm antara
konselor dengan konseli, dengan tujuan untuk menggambarkan keakraban.
|
|
|
|
|
||
f)
|
6.
Mencegah
adanya pembatas antara konselor dan konseli, misalnya meja, bangku, atau
benda-benda yang lain sehingga tidak menghalangi konselor untuk melakukan
pengamatan terhadap gerak-gerik konseli, termasuk gerak-gerik nonverbal yang
ditunjukkannya.
|
|
|
|
|
||
g)
|
1.
Menjaga postur
tubuh, condong ke arah konseli untuk mengisyaratkan perhatian.
|
|
|
|
|
||
h)
|
4.
Menjaga
kedinamisan posisi duduk, tidak terlalu kaku dengan posisi condong ke depan,
tidak pula terlalu banyak mengubah-ubah posisi duduk.
|
|
|
|
|
||
i)
|
5.
Mengarahkan
kontak mata pada konseli untuk mengisyaratkan perhatian, namun tidak melotot dan
terus-terusan menatap konseli untuk menghindari konseli salah tingkah dan
ketakutan.
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar