Reflection of Feeling adalah teknik dasar komunikasi dalam konseling yang
berarti pemantulan perasaan. Sesuai dengan artinya, maka teknik ini digunakan
oleh konselor untuk menanggapi pembicaraan konseli dengan memantulkan perasaan
atau sikap yang terkandung dalam pernyataan konseli. Selain itu, reflection of feeling merupakan
pemantulan perasaan yang dilakukan oleh konselor kepada konseli sebagai hasil
pengamatan perilaku verbal dan non verbal konseli selama proses konseling.
Tujuan dilakukannya teknik reflection of feeling adalah sebagai
berikut.
1.
Konselor
memperoleh kejelasan tentang perasaan konseli atas suatu peristiwa atau
pengalamannya.
2.
Konseli merasa
dimengerti perasaannya.
3.
Mengarahkan
pembicaraan yang lebih dalam terkait dengan perasaan konseli.
Teknik ini perlu digunakan
oleh konselor untuk menunjang terlaksananya konseling yang produktif. Ketika konselor
mampu merefleksikan dengan tepat perasaan konseli, maka secara tidak langsung,
kepercayaan konseli akan kredibilitas konselor akan meningkat, yang pada
akhirnya akan berujung pada tercapainya tujuan konseling dengan tepat.
No.
|
Indikator
Teknik Dasar Komunikasi (TDK)
|
Hal-hal yang
harus dilakukan oleh konselor untuk setiap indikator TDK
|
Skala
Keberhasilan Pelaksanaan Tindakan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
||||
REFLECTION OF FEELING
|
|||||||
a.
|
Melakukan prinsip dasar reflection of feeling
|
1) Berperan sebagai cermin yang bisa memantulkan
perasaan konseli
|
|||||
a)
|
Membantu konseli mengenali
perasaan yang sedang dirasakannya.
|
|
|
|
|
||
b)
|
Mengidentifikasi semua
aspek verbal dan non verbal yang disampaikan oleh konseli dengan jeli.
|
|
|
|
|
||
c)
|
Merefleksikan aspek verbal
dan non verbal yang disampaikan oleh konseli menjadi perasaan tertentu.
|
|
|
|
|
||
2) Jeli dalam merefleksikan perasaan konseli.
|
|||||||
a)
|
Memperhatikan konseli
secara mendetail (secara verbal dan non verbal) untuk melihat keseluruhan
maksud konseli sebelum melakukan refleksi.
|
|
|
|
|
||
b)
|
Mengembalikan kepada diri
sendiri dengan pertanyaan demikian, “Jika saya mengalami peristiwa tersebut,
apa yang akan saya rasakan?” untuk membantu merefleksikan perasaan konseli
dengan benar.
|
|
|
|
|
||
3) Tepat dalam melakukan refleksi perasaan.
|
|||||||
a)
|
Merefleksikan perasaan
konseli dengan tepat, sesuai dengan apa yang dirasakan oleh konseli. Hal ini
bisa menambah kepercayaan konseli kepada konselor.
|
|
|
|
|
||
b)
|
Memberikan refleksi yang
akurat pada apa yang dirasakan oleh konseli. Dengan demikian, jika apa yang
ditangkap oleh konselor salah, bisa dibenarkan pada saat itu juga.
|
|
|
|
|
||
c)
|
Memberikan respons
reflektif yang tidak menilai konseli.
|
|
|
|
|
||
d)
|
Memilih waktu yang tepat
untuk melakukan refleksi perasaan konseli.
|
|
|
|
|
||
b.
|
Menghindari stereotip
dalam penggunaan teknik reflection of
feeling
|
1) Memperkaya perbendaharaan kata-kata perasaan
|
|||||
a)
|
1.
Memperkaya
perbendaharaan kata-kata perasaan untuk direfleksikan kepada konseli.
|
|
|
|
|
||
b)
|
2.
Membedakan
perasaan yang satu dengan perasaan yang lain, sehingga tidak rancu saat ingin
melakukan refleksi perasaan (misalnya senang dengan gembira, benci dengan
kesal, dsb).
|
|
|
|
|
||
2) Memperkaya perbendaharaan kosa kata pemandu
|
|||||||
a)
|
Memperkaya kata-kata
pemandu dalam menyampaikan refleksi perasaan (nada-nadanya, sepertinya, kedengarannya,
kelihatannya, dsb).
|
|
|
|
|
||
b)
|
Menggunakan variasi
kosakata pemandu refleksi perasaan.
|
|
|
|
|